Selasa, 01 Desember 2015

Manajemen Pemeliharaan Kelapa Sawit

Manajemen Pemeliharaan Kelapa Sawit

Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan pemeliharaan tanaman. Tanaman kelapa sawit belum menghasilkan yaitu terhitung mulai bibit kelapa sawit ditanam di lahan/lapangan (0 tahun) sampai dengan tanaman mulai pertama berbunga (sekitar 3-4 tahun). Kegiatan terpenting dalam pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit TBM yakni pengendalian gulma dan pemupukan. Berikut ini akan dijelaskan prinsip teknisnya yang berhubungan dengan pengendalian gulma dan pemupukan.

1. Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Gulma mudah tumbuh pada tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Umumnya, gulma mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya dalam hal perolehan ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta zat kimia (alelopati) yang disekresikan.

Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan hal berikut:
  • Menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.
  • Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian gulma. Mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
  •  Menjadi inang bagi hama, di samping bersifat patogen yang menyerang tanaman.
  •  Mengganggu tata guna air.
  •  Secara umum, kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman.

Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Tidak ada satu pun metode/cara yang dapat mengendalikan semua spesies gulma secara tuntas di pertanaman. Pengendalian gulma dilakukan dengan pendekatan konsep ambang ekonomis. Artinya, selama kerugian yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendaliannya maka pengendalian tidak perlu dilakukan. Untuk mendapatkan  hasil pengendalian yang baik, perlu diterapkan system pengendalian terpadu.

Pengendalian/pemberantasan gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada dua tempat, yaitu di piringan dan gawangan. Ada tiga jenis gulma yang perlu dikendalikan, yaitu (1) alang-alang di piringan dan gawangan, (2) rumput-rumputan di piringan, serta (3) tumbuhan pengganggu/anak kayu di gawangan.

Budi, (2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeliharaan piringan dan gawangan, harus memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
  • P0  = menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma (kacangan 100%) umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu.
  • P 1  = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu.
  • P 2  = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan, rotasi 3 minggu.
  • P 3 = kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari lalang dan anakan kayu, umur > 18 bulan rotasi 4 minggu.
Pekerjaan penyiangan (P) atau weeding (W) pada TBM dilakukan dengan kriteria sebagai berikut (Anonim, 2004):
TBM 1 :  W1 penutup tanah seluruhnya (100%) kacangan. Rumput-rumput gulma lain
dibersihkan semuannya.
TBM 2 :  W1 seperti pada TBM 1
TBM 3 : W3 yaitu 70% kacangan + 30% gulma lunak; bebas lalang. Gulma yang diberantas adalah jenis gulma jahat yakni; lalang, mikania, pahitan, pakis, teki. Gulma kacangan yang merambat ke pohon diturunkan. Gulma lunak yang tidak perlu diberantas adalah jenis wedusan, sintrong

Tujuan pengendalian alang-alang di piringan dan gawangan yaitu untuk menghentikan perkembangbiakannya karena alasan sebagai berikut:
  • Pertumbuhan populasi alang-alang sangat cepat (dengan bunga dan rhizoma).
  • Ditinjau dari segi penyediaan bahan organik, alang-alang tidak/kurang memberikan kontribusi.
  • Pada kondisi populasi yang tinggi, alang-alang sangat berperan sebagai penyulut terjadinya kebakaran.
  • Alang-alang menyerap unsur hara yang disimpan dalam rhizoma.
Tujuan pengendalian rumput di piringan dibedakan berdasarkan jenis tanamannya, sebagai berikut:
  • Pada TBM, pengendalian rumput dapat mengurangi kompetisi unsure hara karena akar halus tanaman masih berada di sekitar piringan/pokok.
  • Pada TBM dan TM, pengendalian rumput ditujukan untuk memudahkan kontrol pemupukan.
Sementara, tujuan pengendalian gulma di gawangan sebagai berikut:
  • Mengurangi kompetisi hara, air, dan sinar matahari.
  • Mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain.
  • Menekan populasi hama, terutama pada TBM.
Alang-alang adalah gulma yang sangat berbahaya dan mutlak harus dikendalikan. Pengendalian alang-alang mendapat perhatian serius karena gulma ini sangat merugikan dan mudah berkembang biak secara cepat.

Pengendalian alang-alang sheet
Metode pengendalian alang-alang sheet yang efektif adalah dengan cara kimia, yaitu penyemprotan herbisida secara menyeluruh.

Pengendalian alang-alang sporadis dan alang-alang kontrol
Pertumbuhan alang-alang yang sporadis (terpencar-pencar) akan lebih efektif jika diberantas dengan metode spot spraying. Sementara, pada kebun yang kondisi alang-alangnya sudah normal (alang-alang kontrol) diberantas dengan cara wiping (diusap dengan kain yang dibalutkan dijari tangan).

Pemeliharaan Piringan
Piringan merupakan sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit.

Pengendalian Gulma Lainnya
Pengendalian gulma lainnya dilakukan pada gulma berkayu, pakis, keladi liar, dan pisang liar. Keberadaan gulma ini sangat merugikan dari segi persaingan penggunaan hara dan menyulitkan kegiatan panen di lapangan.

2. Pemupukan
Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan yang diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk buatan pabrik. Rencana pemupukan kelapa sawit (TBM) meliputi:
  • Blok tanaman yang akan dipupuk
  • Jumlah kebutuhan pupuk per blok
  • Permintaan kendaraan
  • Tempat pengeceran pupuk
  • Jenis dan jumlah peralatan pemupukan 
Perencanaan pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit didasarkan pada prinsip 4 T yaitu (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat metode). Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisis daun, jenis tanah, produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan kondisi visual tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasar sebaran curah hujan.

a. Metode Pemupukan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memupuk tanaman sebagai berikut:
  1. Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan kotoran lain.
  2. Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggir  piringan.
  3. Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit, sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.
 b. Waktu Pemupukan
Adapun waktu yang terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat musim penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Jumlah air tanah yang sangat baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang.

Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bln. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
  • Pupuk dolomit dan RP diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP dan Urea/ZA.
  • Jarak waktu penaburan dolomit/ RP dengan Urea/ ZA minimal 2 minggu.
  • Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
c. Frekuensi Pemupukan 

Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan  umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak.

d. Jenis dan Dosis Pupuk 

Jenis pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik.
  • Pupuk tunggal
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis hara utama. Contoh pupuk tunggal Urea (46% N), SP-36 (36% P2O5), KCL (60% K2O) dan sebagainya.
  •  Pupuk campuran
Untuk memenuhi kebutuhan hara secara khusus dan mengurangi biaya aplikasi, beberapa pupuk tunggal dapat dicampur menjadi pupuk campuran.

  • Pupuk majemuk
Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa unsur hara yang dikombinasikan dalam satu formulasi Keuntungan penggunaan pupuk majemuk adalah semua unsur hara utama diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan.
  •  Pupuk Organik
Pengaruh bahan organik terhadap pertumbuhan tanamanm terutama karena kemampuannya memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini terjadi karena meningkatnya kegiatan mikroorganisme di dalam tanah sehingga struktur tanah menjadi lebih baik (lebih remah), aerasi tanah dan kapasitas menahan air meningkat, serta adanya bahan organic akan berfungsi sebagai mulsa yang melindungi permukaan tanah dari erosi dan pencucian hara.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar