Materi seputar pemeliharaan kelapa sawit
RANGKUMAN MATERI PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM
MENGHASILKAN
Pemeliharaan tanaman pada komoditas
perkebunan, biasanya dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan atau di
singkat (TBM) dan tanaman menghasilkan disingkat (TM). Anonim (2004)
menjelaskan bahwa yang dimaksud TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum
panen (dimulai dari saat tanam sampai
panen pertama) yaitu berlangsung 30-36 bulan.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit, sejak bibit sawit
selesai ditanam di lahan sampai tanaman
mulai pertama kali berbunga yaitu:
§ Memelihara
Kerapatan Tanaman Produktif
§ Analisis
Pertumbuhan Tanaman
§ Pemeliharaan
Pohon
§ Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah
§ Pemupukan
Tanaman
§ Kastrasi
dan Tunas Pasir
§ Pengendalian
Hama dan Penyakit
§ Persiapan
Panen
§ Pemeliharaan
Sarana Kebun
Kegiatan memelihara kerapatan tanaman produktif
meliputi sensus tanaman, konsolidasi tanaman dan penyisipan tanaman.
1. Sensus Tanaman
Sensus adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang atau
terserang hama atau penyakit. Anonim (2003) menjelaskan bahwa Kerapatan tanaman sesuai
dengan standar dengan pohon yang sehat harus dicapai pada bulan ke 12 setelah
penanaman. Sensus pada TBM
1 dengan penyisipan menjadi
prioritas utama. Dari bulan ke 14 hingga ke 23,
sensus tanaman non produktif memastikan
pohon yang harus dibongkar dan disisip pada bulan ke 26. Kedua kegiatan
tersebut bertujuan untuk memastikan pohon-pohon yang a
Sensus pada TBM 1 bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik
kosong, pohon yang diserang berat oleh hama (tikus, Oryctes dll) maupun tanaman
abnormal. da di lapangan adalah pohon produktif. Sensus tanaman dilakukan pada
umur 2, 6 dan 10 bulan setelah tanam
2.
Konsolidasi Tanaman
Kegiatan ini merupakan tindakan rehabilitasi terhadap
tanaman yang baru ditanam dan tidak sesuai dengan syarat kultur teknis. Setelah
dilakukan sensus tanaman (inventarisasi tanaman) yang mati, tumbang, diserang
hama/penyakit maka diketahui jumlah tanaman yang perlu ditegakkan maupun
tanaman yang perlu disisip kembali. Idealnya kegiatan ini dilakukan sebulan
setelah penanaman dan diulang 6 bulan kemudian. memudahkan dalam perawatan
selanjutnya, seperti pemupukan tanaman dan perawatan piringan pohon.
3.
Penyisipan Tanaman
Kegiatan
penyisipan tanaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang telah mati, hilang
atau kemungkinan besar tanaman tidak akan berproduksi optimal Pelaksanaan
penyisipan tanaman yaitu 3 – 6 bulan setelah tanam, sehingga dimungkinkan
terjadinya keseragaman panen. Frekuensi waktu penyisipan tanaman dilakukan
dengan ketentuan 2 - 4 rotasi per tahun selama 18 bulan sejak tanam.
Cara penyisipan
tanaman yaitu tanaman yang mati dicabut dan ditempatkan dalam gawangan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyisipan tanaman, antara lain :
§ Lubang tanam digali kembali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm
§ Bibit disiram dahulu sebelum dikirim ke lapangan
§ Bibit yang akan disisipkan harus sama umurnya dengan tanaman yang
ada di lapangan
§ Cara penanaman seperti tanaman baru
§ Lubang tanam dipupuk dengan 500 gram Rock Pospat (RP) per lubang
§ Penyisipan tanaman dapat dilakukan selama masa TBM 1, 2, 3 dan
tidak ada penyisipan pada waktu TM agar tanaman cukup seragam.
§ Tanaman sisipan dirawat secara intensif agar dapat mengejar
pertumbuhan tanaman aslinya.
Pengukuran Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan (growth) diartikan sebagai perubahan
secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (irreversible).
Perkembangan (development)
diartikan
sebagai proses perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman.
Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan,
diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya : perubahan dari fase vegetatif ke
generatif.
Diferensiasi adalah
sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ
tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya :
pembentukan jaringan xylem dan phloem
Morfogenesis merupakan proses hidup yang menyangkut
interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu
terbentuknya organ. Misalnya : pembentukan daun, buah, batang, bunga, akar.
Kegiatan pengukuran pertumbuhan
merupakan upaya untuk memperoleh data tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman.
Caranya yaitu
mengukur panjang pelepah pada berbagai umur. Data hasil pengukuran tersebut
akan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Tabel 1. Standar
Panjang Pelepah
Umur
(Bulan setelah tanam)
|
Pelepah
yang diukur
|
Panjang
pelepah
|
|
Bibit
lokal (cm)
|
Bibit
dami (cm)
|
||
6
|
Pelepah ke 3
|
130
– 140
|
150
- 160
|
12
|
Pelepah ke 3 dan 9
|
160
– 180
|
180
– 220
|
18
|
Pelepah ke 3 dan 9
|
220
– 240
|
240
- 270
|
24
|
Pelepah ke 9 dan 17
|
270
– 290
|
290
- 320
|
Sumber : PT. IMC (2011).
Standar Operasional Prosedur Agronomi
Waktu pengukuran pertumbuhan
tanaman kelapa sawit belum menghasilkan, mengikuti ketetapan dari bagian agronomi
kebun, yaitu ditentukan sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Pengukuran
Pengukuran
|
Waktu
|
Pertama
|
6 bulan sesudah penanaman
|
Kedua
|
12 bulan sesudah penanaman
|
Ketiga
|
18 bulan sesudah penanaman
|
Keempat
|
24 bulan sesudah penanaman
|
Cara pengukuran pertumbuhan
tanaman dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
§ Posisi
pelepah yang diukur disesuaikan dengan umur tanamannya, yaitu :
Tabel 3.
Pelepah yang diukur
Bulan
sesudah penanaman
|
Pelepah
yang akan diukur
|
6
|
Pelepah 3
|
12
|
Pelepah 3 dan 9
|
18
|
Pelepah 3 dan 9
|
24
|
Pelepah 9 dan 17
|
§ Panjang
pelepah diukur dari posisi rundimeter (titik B) ke ujung pelepah (titik A), seperti
terlihat pada gambar berikut :
Posisi
pelepah dihitung mulai dari titik tumbuh, pelepah nomor 1 yaitu pelepah yang
telah mekar bukan yang masih nguncup.
Pohon yang dipilih untuk diukur panjang
pelepahnya yaitu ± 36 pohon per blok 30
ha. Penentuan pohon yang akan diukur dilakukan per 10 baris. Dimulai dari baris
ke 10 pohon ke 5 dari pinggir jalan, dilanjutkan pohon ke 15 dan pohon ke 25.
Pohon yang diukur harus pohon
normal dan bukan sisipan. Apabila pohon yang akan diukur terletak pada titik
kosong atau abnormal/sisipan, maka pengukuran dilakukan pada pohon normal
disebelahnya da lam barisan.
1.
Analisis
Data Pengukuran
Data hasil pengukuran pelepah harus
dicatat dalam formulir berikut :
PENGAMATAN PANJANG PELEPAH
KEBUN :
... ... ... ... ... ... Blok :
.......... team
:
DIVISI : ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Tahun
tanam : ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Bulan
tanam : ... ... ... ...
... ... ... ... ...
Umur
tanaman : ... ... ... bulan
Tanggal : ... ... ... ... ... ... ...
Pohon
|
Panjang pelepah
|
||||
|
Baris no.
|
Pohon no.
|
Pelepah 3
|
Pelepah 9
|
Pelepah 17
|
1
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
31
|
|
|
|
|
|
32
|
|
|
|
|
|
33
|
|
|
|
|
|
34
|
|
|
|
|
|
35
|
|
|
|
|
|
36
|
|
|
|
|
|
37
|
|
|
|
|
|
38
|
|
|
|
|
|
39
|
|
|
|
|
|
40
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
|
|
|
|
Standard deviasi
|
|
|
|
Standar Deviasi (Sd) bisa
dihitung langsung menggunakan rumus di Microsoft Excel yaitu rumus =
stdev(data). Perhitungan standar deviasi secara
manual menggunakan rumus berikut:
Dimana:
x = data ke n
x = data ke n
x bar = x rata-rata = nilai rata-rata sampel
n = banyaknya data
Bilamana Sd per rerata x100 < 20, dikatakan pertumbuhan tanaman
belum menghasilkan tersebut dalam keadaan seragam atau homogen.
PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
Piringan
berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga
merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit.
Pemeliharaan piringan dan gawangan bertujuan antara lain untuk:
• Mengurangi kompetisi gulma
terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air,dan sinar matahari.
• Mempermudah pekerja untuk
melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan.
1.
Pembersihan
Piringan Secara Manual
Pemeliharaan
piringan secara manual yaitu tenaga manusia dengan menggunakan cangkul. Piringan
pohon yang dibersihkan dari gulma jari-jarinya berbeda untuk TBM 1 jari-jari
piringan 100 cm, TBM 2 jari-jarinya 125 cm dan TBM 3 jari-jarinya 150 cm.
Pembersihan gulma secara manual tersebut dilakukan dengan cara menggaruk
rumputan di piringan pohon, dengan ketentuan sebagai berikut :
§ TBM 1 = 2,5 HK/ha/rotasi, dilakukan 12 kali dalam setahun ( 1bulan
sekali)
§ TBM 2 = 3,0 HK/ha/rotasi, dilakukan 8 kali dalam setahun
§ TBM 2 = 4,0 HK/ha/rotasi, dilakukan 8 kali dalam setahun
2.Pembersihan
Piringan Secara Kimiawi
Pembersihan piringan secara kimiawi, dapat
dilakukan mulai TBM 3 dengan rotasi 2 bulan, herbisida yang digunakan yaitu
glyphosate dengan dosis 300 cc/ha/rotasi. Dengan persyaratan tidak boleh
mengenai tajuk kelapa sawit. Di wilayah yang memiliki
tenaga kerja terbatas, pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan herbisida
pratumbuh;, Pemakaian herbisida ini harus dilakukan dengan hati-hati karena
dapat menirrrbulkan abnormalitas pada pertumbuhan tanaman dan pembungaan seperti
partenokarpi, hermaprodit, mantled dan androgynous. Bahan yang biasa dipakai diantaranya
Paraquat 0,17-0,20 kg bahan aktif/100 liter air dengan rotasi 2-3 bulan sekali
atau Glyposate 0,18-0,27 kg bahan aktif/200 liter air dengan rotasi 4-5 bulan
sekali.
PEMELIHARAAN
TANAMAN PENUTUP TANAH
Tujuannya
yaitu mempertahankan kondisi areal agar tetap murni tanaman penutup tanah.
Teknik
pelaksanaannya :
§ Cabut
atau garuk gulma di antara tanaman penutup tanah (kacangan) secara teratur
§ Balik
dan potong sulur kacangan yang masuk piringan pohon atau membelit pohon
§ Dongkel
kayuan pada areal kacangan
§ Budi (2009), menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeliharaan piringan
dan gawangan, harus memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut :
§
P 1 = menyingkirkan semua gulma, kacangan
bersih dari gulma (kacangan 100%) umur
§ 0-6 bulan, rotasi 2 minggu
§
P 2 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3
minggu
§
P 3 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 13- 24 bulan, rotasi 3 minggu
§
P 4 = dongkel perdu, kacangan bercampur dengan rumput lunak, umur
24-30 minggu,
§
rotasi 4 minggu
§
P 5 = babat layang (slashing),
bebas dari lalang dan anakan kayu.
Pengendalian
Gulma di Gawangan
Pengendalian
gulma digawangan dilakukan dengan cara :
§ menggaruk
dengan parang atau mencabut gulma.
§ Bila
vegetasi gulma > 70 cm dilakukan pembabatan dengan parang.
§ Rotasi
pengendalian pada TBM 2 dan TBM 3, 1 x tiap 2 bulan, norma 2 HK/ha.
Pengendalian Lalang
Pengendalian
lalang dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengendalian wiping herbisida dan penyemprotan herbisida.
a. Wiping alang-alang
dilakukan pada keadaan spot/sporadis dengan mengusap daun alang-alang dengan
herbisida, untuk TBM 1 norma 1 HK/ha/bulan dan TBM 2 dan TBM 3, norma 0,5
HK/ha/2 bulan.
Teknik
wiping lalang, yaitu :
§ Larutan
herbisida berbahan aktif glyphosate dengan konsentrasi 1 %
§ Kain
lap dicelupkan ke larutan, lalu diperas sedikit
§ Kain
lap diperas sedikit pada pangkal batang lalang agar larutan mengalir ke bawah
melalui batang lalang, lalu kain ditarik ke atas untuk membasahi daun lalang
§ sebagai
tanda lalang yang sudah diwiping,
ujung daun lalang dipotong sedikit
§ Pengawasan
yang teliti menjadi faktor penting yang menentukan keberhasilan wiping lalang.
b.
Spot alang-alang dilakukan dengan menyemprot
alang-alang dengan herbisida jika alang-alang berupa rumpun. Norma kerja 1
HK/ha/2 bulan
Kondisi
lalang dapat dikelompokkan menjadi :
o Sheet : mengelompok – luas
o Spot : mengelompok – setempat-setempat
o Sporadis : jarang-jarang
§ Lalang
sheet dan spot dikendalikan dengan penyemprotan menggunakan herbisida
glyphosate konsentrasi 0,5 %. Sheet
3-4 liter glyphosate, 6-9 HK/ha, dan Spot
1,5-2 liter glyphosate, 3-5 HK/ha.
§ Wiping
lalang dilakukan pada kondisi lalang sporadis, dengan bahan glyphosate konsentrasi
1%. Tenaga yang diperlukan 0,1-0,2 HK/ha.
Pemupukan Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (kacangan) pada dasarnya
tidak memerlukan pemupukan karena tanaman ini mampu bersimbiose dengan bakteri
rhizobium membentuk bintil akar. Bakteri ini mampu mengikat N bebas di udara,
karena itu tanaman kacangan ini tidak memerlukan pemupukan N yang banyak.
PEMUPUKAN
TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
1.
Dosis
Standar Pupuk TBM
Jadwal dan Dosis (g/pohon) pemupukan
untuk TBM di tanah mineral pada situasi umum
Tahun ke
|
Bulan
|
Urea
|
TSP
|
MOP
|
Kieserite
|
HGFB
|
1
|
Lubang tanam
|
-
|
350
|
-
|
-
|
-
|
|
1
|
200
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
-
|
-
|
350
|
250
|
-
|
|
4
|
250
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
-
|
450
|
-
|
-
|
10
|
|
8
|
350
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total tahun 1
|
800
|
800
|
350
|
250
|
10
|
|
2
|
13
|
350
|
450
|
-
|
-
|
-
|
|
14
|
-
|
-
|
450
|
350
|
-
|
|
15
|
-
|
-
|
-
|
-
|
50
|
|
17
|
450
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
18
|
-
|
500
|
-
|
-
|
-
|
|
20
|
-
|
-
|
700
|
-
|
-
|
|
21
|
600
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total tahun 2
|
1.400
|
950
|
1.150
|
350
|
50
|
|
3
|
25
|
-
|
600
|
-
|
-
|
-
|
|
26
|
650
|
-
|
1.000
|
400
|
60
|
|
31
|
750
|
600
|
-
|
-
|
-
|
|
32
|
-
|
-
|
1500
|
-
|
-
|
Total tahun 3
|
1.400
|
1.200
|
2.500
|
400
|
60
|
Sumber
: PT IMC (2011).Jadwal dan Dosis (g/pohon) pemupukan TBM pada tanah mineral (eks lalang)
Tahun ke
|
Bulan
|
Urea
|
TSP
|
MOP
|
Kieserite
|
HGFB
|
1
|
Lubang tanam
|
-
|
400
|
-
|
-
|
-
|
|
1
|
250
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
-
|
-
|
400
|
300
|
-
|
|
4
|
300
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
-
|
500
|
-
|
-
|
10
|
|
8
|
450
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total tahun 1
|
1.000
|
900
|
400
|
300
|
10
|
|
2
|
13
|
450
|
500
|
-
|
-
|
-
|
|
14
|
-
|
-
|
550
|
400
|
-
|
|
15
|
-
|
-
|
-
|
-
|
50
|
|
17
|
550
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
18
|
-
|
600
|
-
|
-
|
-
|
|
20
|
-
|
-
|
850
|
-
|
-
|
|
21
|
700
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total tahun 2
|
1.700
|
1.100
|
1.400
|
400
|
50
|
|
3
|
25
|
-
|
700
|
-
|
-
|
-
|
|
26
|
750
|
-
|
1.250
|
450
|
60
|
|
31
|
850
|
700
|
-
|
-
|
-
|
|
34
|
-
|
-
|
1850
|
-
|
-
|
Total tahun 3
|
1.600
|
1.400
|
3.100
|
450
|
60
|
Sumber
: PT IMC (2011).
Jadwal dan Dosis (g/pohon) pemupukan TBM pada tanah
gambut
Tahap
Ke
|
Bulan
|
Campuran Starter
|
Urea
|
RP
|
TSP
|
MOP
|
LSD
|
Super
Dolomit
|
CuSO4
|
Znso4
|
HGFB
|
1
|
Lubang
Tanam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
300
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
(1)
|
(1)
|
-
|
|
|
1
|
2.000
|
200
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
400
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
200
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
-
|
300
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
250
|
-
|
-
|
10
|
|
7
|
-
|
350
|
-
|
-
|
300
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
10
|
-
|
350
|
750
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
11
|
-
|
-
|
-
|
-
|
400
|
-
|
-
|
75
|
75
|
-
|
Total tahun 1
|
2.300
|
1.200
|
750
|
400
|
900
|
0
|
250
|
75
|
75
|
10
|
|
2
|
13
|
-
|
400
|
-
|
-
|
-
|
1.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
14
|
-
|
-
|
-
|
-
|
600
|
-
|
-
|
-
|
-
|
30
|
|
15
|
-
|
-
|
-
|
500
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
16
|
-
|
400
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
18
|
-
|
-
|
-
|
-
|
700
|
-
|
400
|
-
|
-
|
-
|
|
19
|
-
|
450
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
20
|
-
|
-
|
1.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
22
|
-
|
450
|
-
|
-
|
800
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
23
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
100
|
100
|
60
|
Total tahun 2
|
0
|
1.700
|
1.000
|
500
|
2.100
|
1.000
|
400
|
100
|
100
|
90
|
|
3
|
26
|
-
|
1.000
|
-
|
-
|
1.000
|
1.500
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
27
|
-
|
-
|
1.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
30
|
-
|
800
|
-
|
-
|
1.000
|
-
|
- (*)
|
-
|
-
|
-
|
|
31
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
100
|
100
|
100
|
|
34
|
-
|
700
|
-
|
-
|
1.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total tahun 3
|
0
|
2.500
|
1.000
|
0
|
3.000
|
1.500
|
0
|
100
|
100
|
100
|
Sumber
: PT IMC (2011).
Catatan
:
a.
Campuran starter = 77,5 % Kaptan = 12,5 % RP = 5 % CuSO4 = 5 % ZnSO4.
b. Semua
pupuk dicampur sampai diperoleh campuran homogen.
KASTRASI
DAN TUNAS PASIR
1.Pembersihan
Tunas Pasir
Tujuannya
memperlancar sirkulasi udara dan mengatur kelembaban agar tidak terserang
penyakit Marasmius.
Sebelum
areal/blok masuk dalam kategori TM tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan
tunas apapun karena pada waktu tersebut jumlah pelepah belum optimum. Sehingga
pelepah produktif tidak boleh dibuang.
§ Pekerjaan tunas pasir dilakukan dengan cara membuang pelepah satu
lingkaran paling bawah (dekat tanah) dan juga pelepah kering. Dilakukan 6 bulan
sebelum TM. Pelepah dipotong rapat ke pangkal dengan memakai dodos kecil (mata
dodos 5 – 7,5 cm), kemudian pelepah-pelepah tersebut dikeluarkan dari piringan
dan disusun di gawangan mati. Norma kerja pembersihan tunas pasir yaitu 1,5 – 3
HK/ha/rotasi
§ Selain membersihkan pelepah kering yang menempel tanah, juga dilakukan
pembersihan buah-buah yang busuk dengan cara dipotong dan dibakar agar
Marasmius tidak menular.
2.Kastrasi Bunga dan Buah Pasir
Kastrasi atau disebut juga ablasi
merupakan pekerjaan penting pada kelapa sawit sebelum tanaman beralih dari TBM
ke TM. Tujuan utama dilakukannya kastrasi/ablasi adalah mengalihkan nutrisi
untuk produksi buah yang tidak ekonomis ke pertumbuhan vegetatif sehingga pokok
sawit yang telah diablasi akan lebih kuat dan pertumbuhannya seragam
§ Ablasi merupakan aktivitas membuang semua produk generatif, yaitu
bunga jantan, betina, dan seluruh buah (yang terlanjur jadi) guna mendukung pertumbuhan
vegetatif kelapa sawit.
§ Alat yang digunakan untuk kastrasi/ablasi berupa dosos kecil
ukuran 4 cm dan gancu untuk menariknya.
§ Kastrasi dilakukan pada saat tanaman berumur 18 – 24 bulan,
sehingga panen dapat dilakukan pada umur 30 bulan. Rotasi 1 x sebulan, dengan
norma kerja 2,5 HK/ha/rotasi.
§ Pelaksanaan ablasi terakhir dilakukan enam bulan sebelum pokok dipanen.
Ablasi mulai dilaksanakan jika lebih dari 50% pokok kelapa sawit dalam satu blok telah
mengeluarkan bunga jantan dan atau betina.
§ Pada kastrasi rotasi terakhir bunga jantan tidak dibuang
, karena akan digunakan sebagai media pengembangan Elaeidobius
camerunicus.
§ Pada tanah kelas 1 rotasi kastrasi dimulai umur 14 bulan
dan diakhiri pada umur 20 bulan. Sedangkan tanah kelas II dan III rotasi kastrasi
dimulai umur 18 dan diakhiri pada umur 24 bulan. Kastrasi dilakukan setiap dua
bulan.
Tidak dibenarkan memotong
pelepah segar pada saat kastrasi
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
1. Pengendalian Hama
Hama utama yang
dijumpai pada TBM, antara lain :
§ Hama
ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS), yaitu ulat api (Sethosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta, Darna
brodleyi, Birthosea bisura), ulat kantong (Mahasena corbetti, Metisa plana)
§ Kumbang
tanduk (Oryctes rhinoceros)
§ Tikus
dan babi hutan memakan umbut/pucuk tanaman
§ Menanam
beberapa tumbuhan yang bermanfaat dalam pengendalian UPDKS sebagai inang
predator UPDKS, yaitu : Euphorbia
heterophylla, Borreria alata, Cassia tora, Turnera subulata.
§ Penggunaan
insektisida sistemik diupayakan sebagai tindakan terakhir dan dipilih jenis
yang aman terhadap lingkungan.
§ Pengendalian hama tikus dapat
dilakukan dengan cara antara lain : secara mekanis yakni dengan cara
merusak sarangnya dan pengasapan/ emposan serta membunuhnya pada saat hama
tikus keluar dari sarangnya.
§ secara biologis yakni menggunakan masuh alami atau predator
seperti burung hantu, kucing, ular.
§
Pengendalian Kumbang Oryctes rhinoceros
§
Upaya pencegahan yang dapat
menghambat perkembangan larva Oryctes rhinoceros adalah penutupan batang
kelapa sawit bekas replanting dengan kacangan penutup tanah secepat
mungkin.pengumpulan kumbang secara manual dari lubang gerekan pada kelapa
sawit, dengan menggunakan alat kail dari kawat. penghancuran tempat peletakkan
telur secara manual dan dilanjutkan dengan pengumpulan larva untuk dibunuh,
apabila jumlahnya masih terbatas.
§
pemberantasan secara kimiawi
menaburkan insektisida butiran karbosulfan sebanyak (0.05-0.10 g bahan aktif
per pohon, setiap 1-2 minggu) atau 3 butir kapur barus/pohon, setiap1-2
kali/bulan pada pucuk kelapa sawit.
§ Penangkapan kumbang dengan menggunakan ferotrap yang diisi
feromon. Satu ferotrap digunakan untuk areal seluas 1-2 ha selama 2 bulan.
2. Pengendalian
Penyakit
Penyakit utama
yang dijumpai pada TBM, antara lain :
§
Penyakit tajuk (Crown disease)
§ Penyakit
busuk tandan (Marasmius sp)
Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma boninense) Pengendalian
penyakit tajuk (Crown disease)
§ Umumnya
sulit diobati karena merupakan penyakit bawaan dari bibit, kecuali serangan
ringan
§
Seleksi bibit yang ketat di pembibitan
§
Memangkas semua pelepah yang bengkok
untuk melihat tingkat keseriusan serangan (khusus untuk serangan ringan)
§
Meningkatkan pemeliharaan tanaman karena
penyakit ini akan tambah parah bila kondisi hara dan pemeliharaan kurang baik
§ Memusnahkan
dan mengganti dengan tanaman yang baru.
Pengendalian Penyakit busuk tandan (Marasmius sp)
§ Memperbaiki
kelembaban pertanaman dengan melakukan sanitasi buah busuk dan pelepah kering
§
Melakukan panen secara teratur dengan
rotasi 7 hari sekali
§ Melakukan
penyemprotan fungisida dengan bahan aktif triadimefon
Pengendalian Penyakit busuk pangkal batang (Ganoderma boninense)
§ Penyakit
ini menyerang tanaman generasi kedua dan ketiga
§ Menyebabkan
kerusakan jaringan pangkal batang sehingga unsur hara dan air tidak dapat
diangkut ke daun
§ Pengendaliannya
menggunakan biofungisida Marfu-P dan
ditabur di piringan pohon
PERSIAPAN PANEN
Areal pertanaman kelapa sawit
dianggap masuk tanaman menghasilkan (TM) jika sebanyak 60% pohon telah berbuah
dengan berat rata-rata tandan minimal 3 kg. Kegiatan persiapan panen meliputi :
pembuatan jalan pikul, pembuatan tempat pengumpulan hasil dan
pembangunan/pemeliharaan sarana kebun.
1.
Pembuatan
Pasar Rintis
Pasar
rintis atau pasar pikul atau pasar tikus adalah jalan bagi pemanen atau
kegiatan lainnya di atara barisan tanaman serta menembus blok dari jalan
pengumpul ke jalan pengumpul lainnya.
§ Pembuatan jalan rintis
dilakukan pada umur tanaman 1 – 12 bulan dengan ratio 1 : 8, dan waktu tanaman
berumur > 12 bulan jalan rintis dibuat dengan ratio 1 : 2 dengan lebar 1,2
m.
§ Pembuatan jalan rintis bisa
secara manual atau secara kimiawi menggunakan herbisida kontak
§ Perawatan jalan rintis dilakukan
bersamaan dengan rawat piringan.
2.Pembuatan
Titi Panen
Titi
Panen adalah jembatan yang terbuat dari papan kayu tebal 5 cm atau beton
bertulang dengan konstruksi sangat sederhana pada parit yang memotong pasar
rintis/ pasar tikus. Titi panen disebut juga titi pasar tikus atau titi jantan.
3.Pembuatan
TPH
TPH
adalah singkatan dari tempat pengumpulan hasil
Standar TPH :
a. TPH dibuat
setiap 3 jalan rintis untuk areal datar, sedangkan areal bergelombang sampai berbukit disesuaikan
dengan kondisi.
b. Ukuran TPH :
TM
I dan II ukuran 2 x 3 m.
TM
III dan seterusnya ukuran 3 x 4 m.
c. Permukaan
tanah TPH harus rata sehingga memudahkan menempatkan TBS.
d. Pemberian
nomor TPH harus sesuai ketentuan SAP.
4.Tangga-Tangga
Panen
Pada
areal berbukit yang belum menggunakan sistim terrace kontur diperlukan pembuatan tangga-tangga. Hal – hal yang perlu diperhatikan yaitu :
§ Dipilih lokasi yang tidak
terlalu curam dan dibuat miring.
§ Dapat membantu kegiatan panen dan perawatan tanaman
§ Jalur tangga-tangga sebaiknya
langsung ke Collection Rood.
§ Perawatan rutin harus
dilakukan pada tangga-tangga yang rusak akibat erosi.
PEMELIHARAAN
SARANA KEBUN
1.
Pemeliharaan
Jalan
Jalan berfungsi sebagai penghubung dari dan keluar
kebun/pabrik, jalur transportasi TBS serta sebagai pembatas blok.
Pemeliharaan jalan yang terpenting adalah pemeliharaan/perawatan
bentuk jalan dan tali air pada tepi badan jalan.
§ Pemeliharaan
jalan utama (main rood) dengan cara
mekanis menggunakan grader dan compactor
§ Rotasi
pemeliharaan 1x6 bulan dengan penambahan sirtu atau tanah laterit dan
dipadatkan dengan compactor 4-6 lintasan
§ Jika
jalan rusak sebelum rotasi pemeliharaan cara mekanis, maka perbaikan dilakukan
dengan cara manual
§ Pemeliharaan
jalan produksi dan koleksi juga dengan cara mekanis, jika secara manual maka
rotasi 1x1 bulan
§ Mendalamkan
parit dan rorak jalan dari endapan tanah
2.
Pemeliharaan
Parit
Mendalamkan
Parit
§ Mendalamkan
parit sampai dasar semula dari hilir ke hulu
§ Semua
sampah atau kotoran berupa rumput
§ Kayu
dan sampah lainnya dikeluarkan dari parit dan diletakkan di luar kaki lima,
rotasi 2x setahun
Mencuci
Parit
§ Kaki
lima dibabat mepet, dimulai dari hilir ke hulu
§ Rumput
diletakkan diluar kaki lima
§ Batang
atau kotoran lainnya diangkat ke luar, rotasi 2 x setahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar