Manajemen Pemeliharaan Kelapa Sawit
Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan pemeliharaan tanaman. Tanaman
kelapa sawit belum menghasilkan yaitu terhitung mulai bibit kelapa
sawit ditanam di lahan/lapangan (0 tahun) sampai dengan tanaman mulai
pertama berbunga (sekitar 3-4 tahun). Kegiatan terpenting dalam
pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit TBM yakni pengendalian gulma dan
pemupukan. Berikut ini akan dijelaskan prinsip teknisnya yang
berhubungan dengan pengendalian gulma dan pemupukan.
1. Pengendalian Gulma
Gulma
adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi yang tidak
diinginkan manusia. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat.
Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada di sekitar tanaman yang
dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Gulma mudah tumbuh
pada tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Umumnya, gulma
mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan dengan
tanaman budidaya. Secara fisik, gulma bersaing dengan tanaman budidaya
dalam hal perolehan ruang, cahaya, air, nutrisi, gas-gas penting, serta
zat kimia (alelopati) yang disekresikan.
Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan hal berikut:
- Menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.
- Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian-bagian gulma. Mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Menjadi inang bagi hama, di samping bersifat patogen yang menyerang tanaman.
- Mengganggu tata guna air.
- Secara umum, kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman.
Pengendalian
gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing
tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Tidak ada satu pun
metode/cara yang dapat mengendalikan semua spesies gulma secara tuntas
di pertanaman. Pengendalian gulma dilakukan dengan pendekatan konsep
ambang ekonomis. Artinya, selama kerugian yang ditimbulkan oleh
kehadiran gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang harus
dikeluarkan untuk pengendaliannya maka pengendalian tidak perlu
dilakukan. Untuk mendapatkan hasil pengendalian yang baik, perlu diterapkan system pengendalian terpadu.
Pengendalian/pemberantasan
gulma di perkebunan kelapa sawit dilakukan pada dua tempat, yaitu di
piringan dan gawangan. Ada tiga jenis gulma yang perlu dikendalikan,
yaitu (1) alang-alang di piringan dan gawangan, (2) rumput-rumputan di
piringan, serta (3) tumbuhan pengganggu/anak kayu di gawangan.
Budi,
(2009) menjelaskan bahwa pelaksanaan pemeliharaan piringan dan
gawangan, harus memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
- P0 = menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma (kacangan 100%) umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu.
- P 1 = kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu.
- P 2 = kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan, rotasi 3 minggu.
- P 3 = kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari lalang dan anakan kayu, umur > 18 bulan rotasi 4 minggu.
Pekerjaan penyiangan (P) atau weeding (W) pada TBM dilakukan dengan kriteria sebagai berikut (Anonim, 2004):
TBM 1 : W1 penutup tanah seluruhnya (100%) kacangan. Rumput-rumput gulma lain
dibersihkan semuannya.
TBM 2 : W1 seperti pada TBM 1
TBM 3 :
W3 yaitu 70% kacangan + 30% gulma lunak; bebas lalang. Gulma yang
diberantas adalah jenis gulma jahat yakni; lalang, mikania, pahitan,
pakis, teki. Gulma kacangan yang merambat ke pohon diturunkan. Gulma
lunak yang tidak perlu diberantas adalah jenis wedusan, sintrong
Tujuan
pengendalian alang-alang di piringan dan gawangan yaitu untuk
menghentikan perkembangbiakannya karena alasan sebagai berikut:
- Pertumbuhan populasi alang-alang sangat cepat (dengan bunga dan rhizoma).
- Ditinjau dari segi penyediaan bahan organik, alang-alang tidak/kurang memberikan kontribusi.
- Pada kondisi populasi yang tinggi, alang-alang sangat berperan sebagai penyulut terjadinya kebakaran.
- Alang-alang menyerap unsur hara yang disimpan dalam rhizoma.
Tujuan pengendalian rumput di piringan dibedakan berdasarkan jenis tanamannya, sebagai berikut:
- Pada TBM, pengendalian rumput dapat mengurangi kompetisi unsure hara karena akar halus tanaman masih berada di sekitar piringan/pokok.
- Pada TBM dan TM, pengendalian rumput ditujukan untuk memudahkan kontrol pemupukan.
- Mengurangi kompetisi hara, air, dan sinar matahari.
- Mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain.
- Menekan populasi hama, terutama pada TBM.
Pengendalian alang-alang sheet
Metode pengendalian alang-alang sheet yang efektif adalah dengan cara kimia, yaitu penyemprotan herbisida secara menyeluruh.
Pengendalian alang-alang sporadis dan alang-alang kontrol
Pertumbuhan
alang-alang yang sporadis (terpencar-pencar) akan lebih efektif jika
diberantas dengan metode spot spraying. Sementara, pada kebun yang
kondisi alang-alangnya sudah normal (alang-alang kontrol) diberantas
dengan cara wiping (diusap dengan kain yang dibalutkan dijari tangan).
Pemeliharaan Piringan
Piringan
merupakan sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan. Piringan
berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan
juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit.
Pengendalian Gulma Lainnya
Pengendalian
gulma lainnya dilakukan pada gulma berkayu, pakis, keladi liar, dan
pisang liar. Keberadaan gulma ini sangat merugikan dari segi persaingan
penggunaan hara dan menyulitkan kegiatan panen di lapangan.
2. Pemupukan
Pupuk
adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk
memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan yang
diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya berupa pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, dan pupuk buatan pabrik. Rencana pemupukan kelapa sawit (TBM) meliputi:
- Blok tanaman yang akan dipupuk
- Jumlah kebutuhan pupuk per blok
- Permintaan kendaraan
- Tempat pengeceran pupuk
- Jenis dan jumlah peralatan pemupukan
Perencanaan
pelaksanaan pemupukan harus memperhatikan prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan. Rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit didasarkan pada
prinsip 4 T yaitu (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat
metode). Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, hasil analisis
daun, jenis tanah, produksi tanaman, jenis tanah, hasil percobaan, dan
kondisi visual tanaman. Waktu pemupukan ditentukan berdasar sebaran
curah hujan.
a. Metode Pemupukan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memupuk tanaman sebagai berikut:
- Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang dan kotoran lain.
- Pada areal datar semua pupuk ditabur merata mulai 0,5 m dari pohon sampai pinggir piringan.
- Pada areal yang berteras, pupuk disebar pada piringan kurang lebih 2/3 dari dosis di bagian dalam teras dekat dinding bukit, sisanya (1/3 bagian) diberikan pada bagian luar teras.
Adapun
waktu yang terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat musim
penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi sangat
lembab, tetapi tidak sampai tergenang air. Jumlah air tanah yang sangat
baik untuk melarutkan pupuk adalah sekitar 75% dari kapasitas lapang.
Pemupukan
dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bln. Pemupukan
ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
- Pupuk dolomit dan RP diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP dan Urea/ZA.
- Jarak waktu penaburan dolomit/ RP dengan Urea/ ZA minimal 2 minggu.
- Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu dua bulan.
Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekuensi yang lebih banyak.
d. Jenis dan Dosis Pupuk
Jenis pupuk untuk kelapa sawit dapat berupa pupuk tunggal, pupuk campuran, pupuk majemuk, dan pupuk organik.
- Pupuk tunggal
Pupuk tunggal merupakan pupuk yang mengandung satu jenis hara utama. Contoh pupuk tunggal Urea (46% N), SP-36 (36% P2O5), KCL (60% K2O) dan sebagainya.
- Pupuk campuran
Untuk
memenuhi kebutuhan hara secara khusus dan mengurangi biaya aplikasi,
beberapa pupuk tunggal dapat dicampur menjadi pupuk campuran.
- Pupuk majemuk
Pupuk
majemuk merupakan pupuk yang mengandung beberapa unsur hara yang
dikombinasikan dalam satu formulasi Keuntungan penggunaan pupuk majemuk
adalah semua unsur hara utama diaplikasikan dalam satu rotasi pemupukan.
- Pupuk Organik
Pengaruh
bahan organik terhadap pertumbuhan tanamanm terutama karena
kemampuannya memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini terjadi
karena meningkatnya kegiatan mikroorganisme di dalam tanah sehingga
struktur tanah menjadi lebih baik (lebih remah), aerasi tanah dan
kapasitas menahan air meningkat, serta adanya bahan organic akan
berfungsi sebagai mulsa yang melindungi permukaan tanah dari erosi dan
pencucian hara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar